Trader Wajib Paham – Jebakan psikologi terdiri dari bias kognitifikan dan respons emosional yang berdampak negatif pada keputusan trading. Bias kognitif mendorong trader keluar dari strategi, yang berpotensi merusak hasil mereka.
Jebakan semacam ini bukanlah ekslusif bagi pemula. Trader5 Contracts for Differenfe (CFD) paling berpengalaman pun juga tidak kebal terhadapnya, terutama ketika pasar bergejolak. Emosi adalah kekuatan yang kuat dalam trading. Emosi dapat mengesampingkan analisis rasional, sehingga mendorong perilaku yang implusif dan tindakan yang tidak bijaksana.
6 Jebakan Psikologis Umum Dalam Trading CFD
1. Takut Ketinggalan (FOMO)
FOMO mendorong trader untuk memasukan posisi berdasarkan kecemasan akan kehilangan potensi profit, sering di pengaruhi oleh sensasi pasar atau tren media sosial. Perilaku ini dapat menyebabkan pembelian pada harga puncak tanpa analisis yang tepat. Trader yang di pengaruhi FOMO dapat melakukan trading secara berlebihan, karena percaya bahwa lebih banyak trading akan meningkatkan kesempatan mereka mendapatkan peluang yang menguntungkan.
2. Trading Balas Dendam
Setelah mengalami kerugian, beberapa trader mencoba dengan cepat dengan melakukan trading yang implusif tanpa analisis yang memandai. Hal ini sering memperburuk kerugian dan menyimpang dari rencana trading disiplin.
3. Overtrading
Jebakan ini adalah situasi ketika trader mencoba untuk selalu aktif di pasar dan mengambil posisi tanpa sinyal atau strategi yang jelas. Ketidaksabaran ini dapat menyebabkan meningkatkan biaya transaksi dan paparan terhadap risiko yang tidak perlu.
4. Kekeliruan Penjudi (Gambler’s Fallacy)
Jebakan ini melibatkan kepercayaan bahwa serangkaian kerugian akan di ikuti oleh hasil yang berlawanan secara alami. Di dorong oleh harapan akan pembalikan yang akan datang, trader mungkin secara prematur mencoba “memilih puncak” selama trend bullish atau “menemukan dasar” dalam trend bearish, sering kali tanpa bukti yang cukup.
5. Harapan vs. Strategi
Dalam jebakan ini, trader tetap memegang posisi yang merugi, karen percaya bahwa pasar akan berbalik menguntungkan mereka, meski ada bukti sebaliknya. Hal ini dapat menyebabkan kerugian yang signifikan saat trader mengabaikan aturan stop loss dan analisis yang objektif.
6. Mentalitas Kawanan (Herd Mentality)
Herd mentality berarti meniru kerumunan dengan mengikuti trading orang lain tanpa analisis perilaku kawanan dapat memebentuk gelembung atau memperburuk penurunan pasar, sehingga trader membeli atau menjual terlalu cepat.
Kenali Tanda-Tanda Ketika Trader Tidak Berpikir Jernih
Waspadai implus mendadak untuk menyimpang dari rencana trading anda, terutama setelah menang atau kalah banyak. Toleransi risiko yang berubah, seperti membuka posisi yang tidak biasa besar, dapat menajdi tanda trading yang emosional.
Tanda bahaya perilaku lainnya termasuk mengabaikan level stop loss yang telah di tentukan, mengandakan posisi yang merugi dan sering mengganti strategi tanpa evaluasi yang menyeluruh.